Kesadaran Menabung Naik 3% per Tahun
JAKARTA (koranrepublika.com) – Masyarakat perdesaan yang belum tersentuh oleh layanan perbankan masih sebesar 29%. Menurut satu pejabat kondisi ini membuktikan masih adanya kesenjangan antar daerah dan kelompok sosial.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan hal itu saat membuka Rapat Koordinasi Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) di Jakarta, kemarin (22/3/24). “Hal ini tentu menjadi salah satu tantangan di tengah kenaikan tingkat inklusi keuangan Indonesia,” jelas Airlangga.
Menko mengakui memang masih terjadi kesenjangan tingkat inklusi dan literasi keuangan antar daerah dan antar kelompok sosial masyarakat di tengah peningkatan tingkat inklusi keuangan saat ini.
“Tingkat inklusi keuangan terus mengalami peningkatan sejak ditetapkannya SNKI (strategi nasional keuangan inklusif) tahun 2016, dengan peningkatan rata-rata per tahun sebesar 3 poin presentase,” katanya.
Airlangga mengatakan tingkat inklusi keuangan Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen di 2023, lebih tinggi dari target sebesar 88 persen dan capaian pada tahun sebelumnya sebesar 85,1 persen. Sementara tingkat kepemilikan akun rekening sebesar 76,3 persen.
“Namun, masih ada gap antara tingkat inklusi dan literasi keuangan sebesar 35,4 persen,” jelas Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
Tantangan lainnya, menurut Airlangga, adalah terkait optimalisasi kepemilikan rekening di berbagai kelompok masyarakat di mana masyarakat usia dewasa yang belum memiliki akun di lembaga formal sebesar 23,7 persen.
“Kemudian juga masih rendahnya tingkat literasi keuangan dan belum meratanya penggunaan layanan keuangan digital, dan masyarakat belum memiliki literasi terhadap layanan keuangan sebesar 50,32 persen,” kata Airlangga. (rek) editor : gsoewarno